30 Menit Taman Berjalan untuk Mengurangi Stres dan Meningkatkan Suasana Hati

Berjalan di taman dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati Anda jauh lebih daripada berjalan di trotoar di lingkungan perkotaan. Tambahkan taman 30 menit ini ke rutinitas harian Anda untuk memperoleh manfaat berjalan di lingkungan alam.

Orang Jepang mendorong Shinrin-yoku atau "mandi hutan" untuk mengurangi stres dan menyegarkan pikiran. Mereka memiliki studi yang menunjukkan langkah-langkah klinis mengurangi stres ketika berjalan selama 15 menit di taman hutan serta menghabiskan 15 menit melihat hutan.

Mengambil 30 Menit Taman Berjalan Mudah


1. Temukan Ruang Hijau: Lihatlah di sekitar area Anda untuk taman yang mencakup pepohonan dan tanaman hijau. Bahkan ruang kecil pun bisa bermanfaat. Gunakan peta dan pemetaan aplikasi online untuk segera melihat taman terdekat (biasanya ditampilkan dalam warna hijau). Jika hanya ada area kecil, sertakan dalam perjalanan Anda dan berhenti sejenak di sana.

2. Kenakan Gear yang Tepat: Kenakan pakaian yang tidak membatasi bentuk berjalan yang baik. Perjalanan ini akan berjalan dengan mudah, jadi Anda bisa memakai sepatu apa pun, tetapi sepatu lari atletik adalah yang terbaik. Jika Anda akan berjalan di jalan alami melalui taman, Anda mungkin ingin memakai sepatu jejak untuk daya tarik yang lebih baik . Jika permukaannya tidak rata, Anda mungkin ingin menggunakan tiang trekking untuk keseimbangan yang lebih baik.

3. Screens Down dan Eyes Forward: Anda harus menyingkirkan ponsel dan mengeluarkan earbud untuk jalan ini. Anda akan fokus pada pemandangan dan suara dari lingkungan alam. Mulailah dengan berdiri dan periksa postur berjalan Anda sehingga Anda akan dapat bernapas sepenuhnya dan dalam.

Postur yang baik dengan kepala, dagu tingkat dan mata ke depan akan memusatkan perhatian Anda pada lingkungan alam.

4. Kemudahan Into Your Walk: Perjalanan ini akan berjalan dengan mudah secara keseluruhan. Berjalanlah dengan langkah mudah yang terasa nyaman. Jatuh ke kecepatan alami yang sesuai dengan ritme tubuh Anda. Ini mungkin lebih cepat atau lebih lambat pada hari yang berbeda.

5. Serap Pemandangan, Suara, dan Sensasi di Sekitar Anda : Buka semua indera Anda saat memasuki taman atau ruang hijau. Apa yang kamu lihat? Apa yang kamu dengar? Bau apa yang Anda deteksi? Apa yang Anda rasakan pada kulit Anda dan melalui telapak kaki Anda?

6. Ambil Jeda: Rencanakan berhenti selama Anda berjalan untuk duduk atau berdiri dan mengamati secara mendalam ruang hijau. Cari bangku taman atau area yang teduh di mana Anda memiliki pemandangan hijau yang bagus. Lihatlah pola daun dan ranting-rantingnya di langit. Carilah bunga, burung, serangga, dan tupai. Lihat karya angin, hujan, dan matahari pada tanaman di sekitar Anda. Amati tanah — batu, tanah, rumput, genangan air. Dengarkan suara-suara alami serta suara-suara aktivitas manusia. Jangkau dan rasakan daun atau batu.

7. Lanjutkan Jalan Anda : Lanjutkan perjalanan Anda. Anda dapat mengambil jalur baru kembali ke titik awal Anda atau mengulangi rute yang sama. Anda dapat mengulangi loop dan melihat bagaimana Anda akan mendeteksi sesuatu yang baru setiap kali. Buat game untuk menemukan sesuatu yang baru setiap waktu.

8. Renungkan Observasi Anda: Renungkan apa yang telah Anda amati. Bagaimana lingkungan alam mempengaruhi Anda? Kenangan apa yang diaduk? Gagasan atau rencana baru apa yang muncul dalam pikiran?

9. Selesai dan Peregangan : Selesaikan perjalanan Anda dan turunkan dengan rutinitas peregangan yang sederhana .

10. Rencanakan Perjalanan Taman Anda Berikutnya : Mengulangi jalan yang sama dapat bermanfaat, tetapi Anda juga mungkin ingin variasi. Periksa taman lain, ruang hijau, dan jalur untuk dijelajahi.

Tidak hanya bisa berjalan menghilangkan stres, itu juga dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk berpikir jernih. Berjalan dengan orang lain adalah cara yang baik untuk memulihkan hubungan, dan Anda dapat terhubung ke sisi spiritual Anda.

Sumber:

Miyazaki Y, Lee J, Park BJ, Tsunetsugu Y, Matsunaga K. "Efek Medis Preventif dari Terapi Alam" Nihon Eiseigaku Zasshi . 2011 Sep; 66 (4): 651-6.